Mineral rare earth itu ditemukan di dasar laut di Samudera Pasifik.
VIVAnews - Peneliti Jepang telah menemukan
sejumlah mineral "langka", yang dapat digunakan untuk membuat produk
elektronik. Mineral nadir bumi (rare earth) itu antara lain untuk digunakan dalam pembuatan telepon pintar (smartphones), komputer tablet semacam iPad, dan televisi layar datar.
Mineral
itu bisa ditemukan di dasar Lautan Pasifik di sekitar Hawaii,
Amerika Serikat. Bahkan, dengan mudahnya mineral itu diekstrasi.
Temuan ini sekaligus menambah pengetahuan akan fungsi mineral itu, namun
sekaligus mengancam persediaannya.
"Kandungan mineral itu
memiliki konsentrasi berat yang langka. Hanya per satu kilometer persegi
dari kandungan itu bisa menyediakan seperlima dari konsumsi global
secara tahunan (untuk digunakan di barang elektronik)," kata Yasuhiro
Kato, asisten profesor di bidang ilmu bumi Universitas Tokyo, seperti
dikutip dari The Guardian.
Temuan yang berhasil
dilakukan tim yang dipimpin Kato ini bisa memiliki dampak untuk produksi
barang elektronik yang membutuhkan mineral langka, seperti tantalum dan
yttrium. Karena selama ini mineral tanah sebagian besar ada di China,
yang menyediakan sekitar 97 persen dari suplai global.
Penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nature Geoscience
itu menemukan mineral itu tersembunyi di lumpur di dasar laut itu dapat
diekstrasi di kedalaman 3.500 hingga 6.000 meter, di 78 lokasi.
Sepertiga dari lokasi tersebut, kata Kato, memiliki kekayaan kandungan
mineral langka itu dan metal yttrium.
Kato menjelaskan, kandungan
mineral nadir bumi itu bisa ditemukan membentang sepanjang timur hingga
barat Hawaaii. Selain itu, bisa juga ditemukan di sebelah timur Tahiti
di Polinesia, Perancis.
Kato memerkirakan mineral nadir bumi itu
terkandung sebanyak 80 hingga 100 miliar ton. Dibandingkan dengan
persediaan global yang ditemukan US Geological Survey, baru 110 juta ton
yang ditemukan, antara lain di China, Rusia, negara bekas Uni Soviet,
dan Amerika Serikat.
Penggunaan mineral nadir bumi untuk
produksi barang elektronik berteknologi tinggi, magnet, dan baterai
menyebabkan banyaknya kegiatan pertambangan mineral itu dalam beberapa
tahun terakhir. Menurut Kato, lumpur laut yang ditemukan memang kaya
mineral nadir bumi lain, seperti gadolinium, lutetium, terbium, dan
dysporsium.
"Ini biasa digunakan dalam pembuatan televisi layar datar, juga LED (light-emmiting dioda) dan mobil hibdrida," jelas Kato. (umi)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar